Nama gw Yuda Eko Prasetyo, Mahasiswa Semester Akhir Univ. Respati Indonesia Fakultas Tehnik Informatika. BataraYudha90.blogspot.com gw buat Dengan maksut ingin berbagi pengalaman, Sharing ide ide, Penikmat Alam Bebas,Update Info Tehnologi terbaru, serta mungkin club Favorit yang sama yaitu Manchaster United .
Penikmat Alam Bebas, Penikmat suara hujan,Pecandu Kopi Dan Tembakau, Jakarta, Indonesia. #Let'sExploreIndonesia.
Silahkan tinggalkan komentar baik kritik maupun saran, Terima kasih .
Sebenarnya masing-masing individu pasti punya hobinya masing-masing. Banyak yang suka mendaki, banyak yang suka mantai, dan ga sedikit juga orang yang suka ngabisin waktunya di mall-mall besar. Sebenarnya setiap hobi pastinya punya manfaatnya masing-masing, dan pasti resikonya juga berbeda-beda. Namun kali ini saya akan sedikit sharing tentang kenapa harus gunung ?
Mendaki Gunung adalah salah satu hobi yang sudah populer dari zaman orde baru dimana saat itu Soe Hok Gie mendirikan Mapala UI. Kegiatan Mendaki Gunung bisa digolongkan menjadi sebuah olahraga yang cukup berat, karena resiko yang ditanggung berat pula. Namun karena ada unsur estetika dan motivasi yang kuat didalamnya, maka pasti akan menyenangkan seperti keindahan alam yang pasti kita dapatkan disana dan kepuasan lahir dan batin saat kita sudah mencapai puncak tertinggi dari suatu gunung. Sehingga tidak heran apabila tidak sedikit pula orang yang memiliki hobi Mendaki Gunung.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan itu adalah suatu pikiran dimana kita ga tahu secara langsung tantangan apasih yang akan kita hadapi nanti hingga akhir, namun pasti akan menghasilkan rasa puas apabila kita sudah berhasil melakukan petualangan itu hingga akhir perjalanan. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka Tidak akan ada petualangan karena itu berarti sama saja seperti tidak ada tantangan.
"Karena sebenernya bukan gunung itu sendiri yang kita taklukin, melainkan diri kita sendiri"
-Sir Edmund Hillary
Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu "tergila-gila" naik gunung. "Because it‘s there" ujarnya. Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya.
Anggota-anggota kelompok pencinta alam di Indonesia contohnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. "Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung".
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Ranu Pani. Gunung Semeru memang salah satu gunung yang paling populer bagi para pendaki nusantara, baik pecinta alam maupun masyarakat umum lainnya. Gunung Semeru mulai banyak dikunjungi sejakboomingnya film 5cm pada akhir tahun 2012 yang lalu. Namun sayangnya banyak pendaki pemula yang kurang sadar atau memang tidak tahu aturan-aturan yang ada di gunung, sehingga membuat gunung tertinggi di pulau Jawa ini menjadi penuh sampah khususnya di Ranu Kumbolo.
Meskipun jalur pendakiannya bisa dibilang tidak mudah dan singkat, namun hal itu tidak menyurutkan para pendaki ataupun penikmat alam untuk menjajal gunung yang berketinggian 3676 mdpl tersebut. Sebelum mendaki gunung Semeru ada baiknya anda membaca aturan dan syarat-syaratnya.
Dari stasiun Malang Kotabaru, pendaki bisa menaiki angkutan umum menuju Tumpang. Dari Tumpang dilanjutkan dengan naik jepp atau truk yang biasanya memuat hingga 30 orang. Biayanya sekitar Rp 30 ribu/orang. Atau bisa juga mencarter jeep menuju Ranu Pani namun dengan biaya yang lebih mahal, sekitar Rp 600 - 800 ribu/jeep. Dari stasiun ke Tumpang memerlukan waktu sekitar 45 menit, sedangkan dari Tumpang ke Ranu Pani butuh waktu 2 jam.
Di Ranu Pani - Pos 1 :
Di Ranu Pani (2200 mdpl) pendaki melakukan registrasi sebelum mendaki. Disini terdapat beberapa toilet yang bisa digunakan untuk bersih-bersih serta warung makan dengan harga yang cukup terjangkau. Juga terdapat tempat parkir bagi anda yang membawa kendaraan bermotor. Perjalanan dari Ranu Pani ke pos 1 didominasi dengan jalur tanah yang cukup landai. Awal-awal berjalan, pendaki akan melewati ladang penduduk dan berganti dengan jalan setapak. Dari Ranu Pani ke pos 1 membutuhkan waktu 1,5 - 2 jam. Di pos 1 ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan untuk berisitrahat
Pos 1 - Pos 2 :
Dari pos 1 ke pos 2, jalur pendakian masih normal-normal saja, tidak ada tanjakan yang berarti. Kontur jalannya pun masih berupa tanah yang cukup nyaman untuk dilewati daripada jalur jenis makadam. Dari pos 1 ke pos 2 butuh waktu sekitar 1 - 1,5 jam. Di pos 2 ini juga tersedia bangunan atau shelter yang masih layak untuk tempat beristirahat.
Pos 2 - Pos 3 :
Perjalanan menuju pos 3 mulai memerlukan tenaga ekstra. Tanjakan-tanjakan cukup terjal menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki bila ingin menuju pos 3 di jalur pendakian Gunung Semeru ini. Bila mendaki saat musim kemarau sebaiknya membawa masker untuk menghalau debu agar tidak terhirup karena sepanjang jalur pendakian ini treknya berupa tanah kering. Butuh waktu sekitar 90 menit untuk menuju pos 3 ini dari pos 2. Di pos 3 terdapat bangunan atau shelter namun sayangnya bangunan itu sudah tidak bisa digunakan/roboh.
Pos 3 - Pos 4 :
Dari pos 3 ke pos 4, jalur kembali seperti biasa dan cukup mudah untuk dilalui. Dari pos 3 ke pos 4 hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja. Di pos 4 ini juga terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo.
Dari pos 4, pendaki sudah bisa melihat keindahan surganya Gunung Semeru, yaitu Ranu Kumbolo. Tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 15 menit dari pos 4, pendaki sudah sampai di tepi danau Ranu Kumbolo. Bila ingin mendapatkan spot sunrise terbaik, dirikanlah tenda di sekitar tepi danau yang disana terdapat sebuah shelter. Disini pendaki biasanya beristirahat cukup lama bahkan menginap sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati, sebaiknya isi ulang persediaan air anda disini meskipun di Kalimati ada sumber air namun jaraknya yang cukup membuat malas untuk mengambilnya.
Ranu Kumbolo - Kalimati (2700 mdpl) :
Perjalanan ke Kalimati biasanya dilakukan sebelum hari mulai gelap. Pendaki akan melewati sebuah bukit yang begitu fenomenal, Tanjakan Cinta. Kemudian menembus Oro-oro Ombo dan Cemoro Kandang. Dari Cemoro Kandang pendaki akan melanjutkan perjalanan kembali menuju pos Jambangan. Di Jambangan ini puncak Mahameru sudah mulai terlihat oleh mata.
Dari Jambangan perjalanan berlanjut ke Kalimati. Nah di Kalimati ini biasanya para pendaki mendirikan tenda dan bermalam sebelum melakukan summit attack ke Mahameru pada dini harinya. Namun ada juga yang ngecamp di Arcopodo dengan pertimbangan lebih dekat dengan puncaknya. Namun disarankan untuk pendaki pemula agar ngecamp di Kalimati karena trek ke Arcopodo sangat terjal sehingga akan kesulitan untuk membawa tas carrier yang begitu berat.
Di Kalimati terdapat sumber air yang letaknya bisa dicapai dalam waktu 1 jam perjalanan pulang pergi. Namun tidak disarankan mengambil air pada waktu malam hari karena dikuatirkan akan bertemu binatang buas yang juga mencari air minum. Dari Ranu Kumbolo ke Kalimati memerlukan waktu sekitar 3 jam. Biasanya pendaki memulai summit attacknya mulai jam 12 atau 1 dini hari. Sebelum melakukan summit attack, bawalah air minum minimal 2 liter/orang dan makanan berat dan ringan.
Kalimati - Arcopodo (2900 mdpl) :
Jalur pendakian dari Kalimati ke Arcopodo termasuk salah satu trek yang paling berat selain trek pasir di Gunung Semeru. Tanjakan-tanjakan yang sangat terjal menjadi "pemanasan" bagi para pendaki sebelum memasuki batas vegetasi. Dari Kalimati ke Arcopodo membutuhkan waktu 1 jam saja. Arcopodo berupa tanah datar yang cukup untuk mendirikan 4 buah tenda.
Arcopodo - Puncak Mahameru (3676 mdpl) :
Sekitar 1 jam dari Arcopodo, pendaki akan memasuki batas vegetasi. Dari kontur tanah akan berubah menjadi trek pasir yang labil. Di trek pasir inilah, fisik dan mental para pendaki akan diuji. Pasir yang labil mempersulit pergerakan kaki. Setiap melangkah naik ke atas, kaki akan merosot kembali, hal itu yang membuat perjalanan ke puncak Mahameru begitu lama dan berat.
Disarankan untuk memakai sepatu yang menutupi mata kaki, lebih bagus lagi dilengkapi dengan gaiter untuk menghalau pasir agar tidak masuk ke dalam sepatu. Perjalanan dari Arcopodo ke Mahameru membutuhkan waktu sekitar 4 - 6 jam tergantung fisik masing-masing.
Di Puncak Mahameru :
Pendaki diharuskan segera meninggalkan puncak Mahameru sebelum jam 9 pagi. Karena dikuatirkan pada siang hari, asap beracun dari kawah Semeru akan mengarah ke puncak Mahameru dan hal tersebut sangat membahayakan para pendaki. Puncak Mahameru berupa tanah datar dan lapang yang bisa menampung ratusan orang sekaligus.
Perjalanan turun :
Perjalanan turun ini lebih berbahaya daripada saat naik. Dulu masih ada tanda berupa pohon cemara (cemoro tunggal), sebagai petunjuk jalur turun yang benar, namun karena pohon tersebut sudah tumbang, tidak ada lagi tanda tersebut. Pendaki harus mengambil jalur sebelah kiri saat menuruni trek pasir Semeru. Karena jalur sebelah kanan akan menuju ke jurang Blank 75 yang sering memakan korban jiwa. Atau untuk lebih amannya, turunlah bersama pendaki yang sudah pernah ke Semeru sebelumnya. Salam Lestari....